MUSIK underground
sering dianggap musik yang bernuansa kekerasan. Itu karena tema-tema
musiknya yang kerap mengusung tentang kematian, siksaan, neraka,
kehidupan setelah kematian, kritik, protes, dan kecaman.
awal-awal tumbuh di kalangan anak-anak urakan itu membuat underground dikenal sebagai aliran ekstrem. Predikat itu semakin kental ketika sejumlah konser underground waktu itu kerap melahirkan kericuhan.
awal-awal tumbuh di kalangan anak-anak urakan itu membuat underground dikenal sebagai aliran ekstrem. Predikat itu semakin kental ketika sejumlah konser underground waktu itu kerap melahirkan kericuhan.
Kata underground periode
tahun 90-04 sempat naik daun, dan jadi basis sayap kiri bagi kalangan
musisi independen. Di Bandung basis kelompok musisi indie, kata underground diterjemahkan sebagai bawah tanah, dengan arti khusus kebebasan buat berkarya.
Aliran musik dalam underground bisa sangat beragam, mau yang load
voice, midlle voice sampai yang kalem pun itu bisa, yang penting
semangat dalam pembawaan nya aja yang jangan di lupain. Soalnya
semangat ini lah yang paling penting “UNDERGROUND SPIRIT”.
ambil contoh, ketika kita mendengarkan beberapa buah lagu : return of
zelda-system of a down, enter sandman-metallica dan american
idiot-green day. Yang kita tahu ke tiga lagu tersebut sama-sama load
voice, sama-sama dimainkan dengan peralatan musik yang ga jauh beda
jenisnya, tapi kalo kita telisik lebih dalam pasti ada banyak perbedaan
yang mencnlok dari ke tiga nya, apalagi kalo bukan pembawaan ama
semangatnya. Hal ini juga lah yang dapat membedakan jenis musik dan
aliran apa yang mereka mainkan. Begitu pula dengan undergound, klo
selalu di deskripsikan dengan musik yang keras, tentunya itu salah
besar.
Namun memang underground lebih dekat dengan jenis musik metal. Jenis musik ini memang jauh dari incaran perusahaan rekaman besar yang, yang biasa disebut major label. Bahkan ada pendapat agak ekstrem, “Kalau band indie masuk major label, pasti konsep bermusiknya jadi beda, karena harus disesuaikan dengan pasar, dan tak dapat beridealis ria lagi.
Sampai saat ini, belum ada defenisi yang kompak tentang apa itu underground. Karena tiap undergrounders (sebutan untuk musisi, penggemar, atau orang-orang yang peduli dengan underground) pasti punya jawaban masing-masing yang berbeda tentang underground. Musik underground itu lahir karena rasa jenuh dengan tren musik yang cengeng dan hampir semuanya membahas soal cinta. Akhirnya muncullah anak-anak muda yang benar-benar tidak peduli musik mereka laku atau tidak, disukai orang banyak atau tidak, yang penting mereka bisa menyalurkan aspirasi mereka melalui musik yang keras itu.
Namun memang underground lebih dekat dengan jenis musik metal. Jenis musik ini memang jauh dari incaran perusahaan rekaman besar yang, yang biasa disebut major label. Bahkan ada pendapat agak ekstrem, “Kalau band indie masuk major label, pasti konsep bermusiknya jadi beda, karena harus disesuaikan dengan pasar, dan tak dapat beridealis ria lagi.
Sampai saat ini, belum ada defenisi yang kompak tentang apa itu underground. Karena tiap undergrounders (sebutan untuk musisi, penggemar, atau orang-orang yang peduli dengan underground) pasti punya jawaban masing-masing yang berbeda tentang underground. Musik underground itu lahir karena rasa jenuh dengan tren musik yang cengeng dan hampir semuanya membahas soal cinta. Akhirnya muncullah anak-anak muda yang benar-benar tidak peduli musik mereka laku atau tidak, disukai orang banyak atau tidak, yang penting mereka bisa menyalurkan aspirasi mereka melalui musik yang keras itu.
Aliran
musik Underground Surabaya berawal dari berkembangnya band-band indie
beraliran death metal/grindcore sekitar awal 1995. Sejarah terbentuknya
berawal dari manggungnya band - bandus Underground Metal seperti: Dry,
Vendusor, Slowdeath, Torture di sebuah acara mik tepatnya di Surabaya
Expo. Setelah event tersebut band-band tersebut sepakat untuk membuat
sebuah organisasi bernama Independen yang dimana sebagai wadah pemersatu
serta sosialisasi informasi band - band Underground Metal pada kala
itu. Setelah
semakin jelas dan berkembangnya musik Underground di Surabaya, maka
pada akhir bulan Desember 1997 organisasi ini resmi dibubarkan. Upaya
ini dilakukan demi memperluas jaringan agar tidak tersekat-sekat atau
menjadi terkotak-kotak komunitasnya. Sebagai
ganti Independen terbentuklah Surabaya Underground Socity (S.U.S), tapi
hanya beberapa bulan berdiri komunitas tersebut bubar karena perbedaan
visi dan misi didalamnya. Band - band beraliran black metal kemudian
membentuk suatu wadah baru bernama Army Of Darkness yang memiliki basis
di daerah Karang Rejo. Tepat tanggal 1 Juni 1997 terbentuk juga
komunitas Underground Inferno 178 yang bermarkas di daerah Darma Husada
(Jl. DR. Moestopo) yang dimana terdapat beberapa devisi usaha misalnya:
distro, studio musik, indie label, fanzine, warnet serta event organizer
untuk acara – acara Underground di Surabaya. Hingga
saat ini komunitas – komunitas yang ada masih rutin mengadakan acara
musik Underground di Surabaya. Terkadang juga beberapa kali mendatangkan
band – band dari luar negeri misalnya: Ingrowing pada tahun 2006, serta
band – band dari Malaysia yang sering datang dalam event Underground di
Indonesia khususnya di Surabaya.